Hari-hari kujalani dengan seperti biasa. Selalu di depan laptop mungil yang terbeli saat aku menginjak semester dua dengan salon kecil yang melantunkan lagu-lagu penyemangat, terlebih meja belajarku tetap dalam keadaan berantakan kecuali dua hari ini. Semenjak selasa sore kemarin, hatiku tergerak untuk mengakhiri keberantakan meja belajarku yang sudah berbulan-bulan bak kapal pecah yang masuk dalam kamarku. Akhirnya, dengan segala kemampuanku, perlahan tapi pasti, meja belajar dan lemariku kembali tersusun rapi dengan format tatanan yang baru. Lebih nyaman dilihat dan lebih menyamankanku saat berada di depan laptop mungilku. Ada yang membuatku sedikit terperanjat saat membereskan kapal pecah dalam kamarku. Saat itu, aku menemukan selembar kertas agak kusut. Tergores di atasnya tulisan tangan alami dari seorang yang sangat tak asing bagiku. Aku tersadar, itu adalah tulisan cerpen perdana dan masih amatir sekali milik adik laki-laki ku. Namanya Ashja Sabira. Aku tering
It's all about Rajih's stories, notes and experiences.