Aku merasa perlu adanya pembaharuan diri semenjak Ramadhan lalu karena semenjak tahun 2015 aku mulai merasakan indahnya nikmat dunia yang berjalan penuh bumbu kehidupan. Nikmat yang telah membutakan mata manusiaku dan mata hatiku. Tapi, bagiku tidak ada yang sia-sia. Semua berjalan dengan prosesnya yang memang tanpa rencana juga sih. Hanya saja aku merasa seperti manusia yang jauh dari penciptanya akhir-akhir ini hingga tahun 2017. Tiba-tiba terbesit bahwa usaha yang kulakukan untuk mendekati Sang Pencipta agak menjadi kurang maksimal, kurang sip, kurang... apaaa gitu. Semacam ada pembatas antara aku dan Dia sehingga untuk mencoba istiqomah deket sama Dia itu jadi agak nggak enak sendiri. Maka, aku perlu mengambil sebuah keputusan besar yang sangat menguras jiwa untuk berikhlas. Entah ini bisa kujalani secara terus menerus hingga waktunya tiba, atau bakal tersandung lagi di tengah jalan, entahlah. Aku sadar kalau aku ini semangatnya "anget-anget tahi ayam". Seandainya ada jal
It's all about Rajih's stories, notes and experiences.